Skip to content

Opsi saham karyawan dan underpricing dari penawaran umum perdana

Opsi saham karyawan dan underpricing dari penawaran umum perdana

saham dan aktiva di penawaran perdana mulai dari saat dibeli di pasar primer sampai pertama kali didafatrkan di pasar sekunder (Nurfauziah dan Safitri, 2013). Kemungkinan terjadinya fenomena underpricing tidak hanya dipengaruhi oleh informasi keuangan saja seperti analisa laporan keuangan, tetapi juga faktor-faktor non- MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA PENAWARAN UMUM PERDANA DI BEI PERIODE 2008 – 2010 (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2008 - 2010) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Disusun Oleh : VENANTIA ANITYA HAPSARI Dalam konteks penawaran saham perdana (initial public offering=IPO), underpricing telah menjadi suatu subjek berbagai penelitian. Underpricing merupakan salah satu dari tiga anomaly dalam penawaran saham perdana. Sejumlah teori sudah diajukan untuk menjelaskan fenomena tersebut. Salah satu teori yang ada menyatakan perdagangan setelah penawaran umum perdana dan kenaikan ini membuktikan bahwa hipotesis kedua terdukung, karena tingkat signifikansi hasil pengujian (α = 0,038) lebih kecil dari tingkat signifikansi yang telah ditetapkan (α = 0,05). Kata kunci : penawaran umum perdana, underpricing, abnormal return Transaksi penawaran umum penjualan saham pertama kali terjadi di pasar perdana (primary market). Kegiatan yang dilakukan dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana disebut Initial Public Offering (IPO). IPO adalah penawaran umum saham kepada publik oleh emiten perusahaan publik (Dharmastuti, 2004). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing saham. Penelitian ini menduga bahwa terdapat pengaruh signifikan dari ROA, DER, EPS, Reputasi Underwriter, Reputasi Auditor, dan umur perusahaan terhadap Tingkat Underpricing saham pada perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana (IPO) di BEI, periode tahun 2008-2012.

sering disebut sebagai penawaran umum. Upaya ini tentu tidak hanya dilakukan oleh perusahaan besar, bahkan sejak tahun 2017 Otoritas Jasa Keuangan telah memperbolehkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk dapat berpartisipasi dalam pasar modal. Pasar modal digunakan menjadi mediator sebagai tempat bertemunya investor (pihak penanam modal saham) dengan emiten go …

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing saham. Penelitian ini menduga bahwa terdapat pengaruh signifikan dari ROA, DER, EPS, Reputasi Underwriter, Reputasi Auditor, dan umur perusahaan terhadap Tingkat Underpricing saham pada perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana (IPO) di BEI, periode tahun 2008-2012. Underpricing Menurut Indita dan Pujiharto, bahwa Underpricing adalah harga saham pada saat penawaran perdana di pasar perdana lebih kecil dibanding perdagangan saham di hari pertama di pasar sekunder (Indita dan Pujiharto, 2013:1). Pengukuran Underpricing dipengaruhi oleh closing price dan offering price. Underpricing umur perusahaan, persentase penawaran saham, dan jenis industri terhadap tingkat underpricing yang terjadi pada penawaran umum perdana di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan reputasi underwriter,

commit to user ii abstraksi analisis pengaruh informasi keuangan dan informasi non keuangan terhadap tingkat underpricing saham pada perusahaan yang melakukan initial

Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan penghimpunan dana di pasar modal Indonesia mencapai Rp97,74 triliun per 6 November 2020.Jumlah tersebut berasal dari Keseluruhan saham yang dilepas berjumlah 2,14 miliar saham atau setara dengan 29,91 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah IPO. Harga penawaran sahamnya sebesar Rp 102 per saham. Dengan demikian DADA berpotensi meraup dana segar sebesar Rp 218,99 miliar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan modal suatu perusahaan akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan perusahaan, hal ini mengharuskan pihak manajemen untuk memperoleh tambahan

Setelah IPO, publik akan memiliki 20 persen saham Puri Global. Pemegang saham utama Puri Global, PT Bumi Kreasi Baru akan memiliki 76,80 persen saham, turun dari sebelumnya 96 persen. Sedangkan pemegang saham lainnya adalah Eko Saputro Wijaya, David Tantri, Wagiman, dan Helli Saputra memiliki masing-masing 0,80 persen saham Puri Global setelah IPO. Saat penawaran perdana (IPO) ke public harga secara rerata murah.Secara rerata maksudnya tidak semua penawaran perdana murah, tetapi dapat juga mahal dan secara rerata masih dapat dikatakan murah (underpricing) (Jogiyanto, 2013). Underpricing adalah selisih kurang antara harga penawaran perdana dengan harga penutupan saham Dalam konteks penawaran saham perdana (initial public offering=IPO), underpricing telah menjadi suatu subjek berbagai penelitian. Underpricing merupakan salah satu dari tiga anomaly dalam penawaran saham perdana. Sejumlah teori sudah diajukan untuk menjelaskan fenomena tersebut. Salah satu teori yang ada menyatakan

Menurut UU no 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.. Namun jika mengacu definisi di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), capital market diartikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen …

Nov 10, 2020 · Tapi, pendapat umum mengatakan bahwa opsi saham pada dasarnya mengandung unsur kompensasi tambahan kepada karyawan. Manfaat yang diperoleh karyawan dari mengambil opsi. Atau membeli saham dengan harga opsi yang lebih rendah dari harga pasar saham bersangkutan merupakan elemen kompensasi, seandainya elemen tersebut dapat diukur dengan cukup teliti. Saat penawaran perdana (IPO) ke public harga secara rerata murah.Secara rerata maksudnya tidak semua penawaran perdana murah, tetapi dapat juga mahal dan secara rerata masih dapat dikatakan murah (underpricing) (Jogiyanto, 2013). Underpricing adalah selisih kurang antara harga penawaran perdana dengan harga penutupan saham saham dan aktiva di penawaran perdana mulai dari saat dibeli di pasar primer sampai pertama kali didafatrkan di pasar sekunder (Nurfauziah dan Safitri, 2013). Kemungkinan terjadinya fenomena underpricing tidak hanya dipengaruhi oleh informasi keuangan saja seperti analisa laporan keuangan, tetapi juga faktor-faktor non- MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA PENAWARAN UMUM PERDANA DI BEI PERIODE 2008 – 2010 (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2008 - 2010) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Disusun Oleh : VENANTIA ANITYA HAPSARI Dalam konteks penawaran saham perdana (initial public offering=IPO), underpricing telah menjadi suatu subjek berbagai penelitian. Underpricing merupakan salah satu dari tiga anomaly dalam penawaran saham perdana. Sejumlah teori sudah diajukan untuk menjelaskan fenomena tersebut. Salah satu teori yang ada menyatakan perdagangan setelah penawaran umum perdana dan kenaikan ini membuktikan bahwa hipotesis kedua terdukung, karena tingkat signifikansi hasil pengujian (α = 0,038) lebih kecil dari tingkat signifikansi yang telah ditetapkan (α = 0,05). Kata kunci : penawaran umum perdana, underpricing, abnormal return Transaksi penawaran umum penjualan saham pertama kali terjadi di pasar perdana (primary market). Kegiatan yang dilakukan dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana disebut Initial Public Offering (IPO). IPO adalah penawaran umum saham kepada publik oleh emiten perusahaan publik (Dharmastuti, 2004).

Apex Business WordPress Theme | Designed by Crafthemes